Pages

Senin, 12 November 2012

The Power of Social Media for Creative Industry


praktis, simpel dan cepat! itulah hal yang mewakili media sosial. Dewasa ini, para pelaku industri baik skala kecil menengah (UMKM) atau perusahaan - perusahaan besar sudah mulai menggunakan media seperti twitter dan facebook untuk lebih dekat dan mendapatkan hati konsumen. Faktanya ini sangat berpengaruh pada omzet capaian suatu industri tersebut, kita lihat @EsPotjongSolo yang booming setelah ikut nongkrong di @tongkronganSolo. belum lagi ekspansi Si Pemilik Kedai Digital, mas Saptuari lewat bisnis barunya berupa Kaos Gila @KaosJogist dari twitternya mas saptu semakin dekat dengan para calon pembelinya. Dengan bahasanya yang lugas, apa adanya dan to th point mas satu mampu "membungkus" hai pelanggannya. Praktis, pelanggan senang saku "kenyang". Satu poin tersendiri dari Owner @EsPotjongSolo, dia gak perlu membranding dagangannya tetapi karena kedekatan yang ia bangun melalui twitter, lama-lama ES POTJONG SOLO menjadi lebih banyak dikenal dan diterima masyarakat, sekarang omzet hariannya antara 200 - 300 gelas. Sebelum ada twitter, atau lebih tepatnya sebelum mengenal twitter EsPotjongSolo tidak lebih dar 30 gelas perharinya. Kini EsPotjongSolo semakin menghantui dengan rasa yang misterius. Kasus diatas menggambarkan bahwa kekuatan media sosial dala inusti kreatif dan industtri kecil itu sangat mempunyai peran yang vital. Dulu, ketika orang membutuhkan tentang suatu produk harus melalui beberapa tahap. itupun tida langsung dapa informai yang akurat, kini karena media sosial orang bisa semakin dekat dengan produknya bahkan sama pemilik brand itu sendiri. Sama halnya dengan Prasetiya Mulya Business School yang menyelenggarakan event ini, melalui blog, web, dan jejaring sosial Prasetya Mulya Business School mengenalkan "produk"nya. selain itu wawasan, gagasan atau opini tentang pengguna blog dan media sosial lainnya akan menjadi barometer kepada pelak industri kreatif baik UMKM da Perusahaan Kelas menengah Atas.